Antara Pergi atau Batal
Sudah jam
10 malam, selesai ga selesai kerjaan, ini laptop berikut charger-nya, mouse,
eksternal HD dll harus segera di pack. Tapi olalaa … kenapa ini sakit
menjadi-jadi. Ga tahan lagi, aku rebah kedinginan dan nafas tersengal-sengal.
Anak-anak ada yang memijat kakiku, ada yang membantu melanjutkan packing, ada yang menggosok badanku dengan minyak GPU. Tertolong agak nyaman hanya 10 menit, balik lagi sakitnya. Ini terjadi sampai tengah malam. Waaah ... sekeluarga sepakat agar aku batalkan penerbangan ke Brunai.
Anak-anak ada yang memijat kakiku, ada yang membantu melanjutkan packing, ada yang menggosok badanku dengan minyak GPU. Tertolong agak nyaman hanya 10 menit, balik lagi sakitnya. Ini terjadi sampai tengah malam. Waaah ... sekeluarga sepakat agar aku batalkan penerbangan ke Brunai.
Sambil terpejam aku berdoa, “ Ya Allah, demi haq kekasih-Mu baginda Nabi Muhammad saw, aku hamba-Mu yang penuh dosa ini memohon kesembuhan hanya dari-Mu.” Aku ulang-ulang kalimat ini hingga tertidur.
Tepat jam
01.00 terbangun. Aku bisa duduk untuk memeriksa ulang tas ransel dan tas
tenteng.
Aku coba timbang dua tas ini, pas banget 7 kg, standard maksimal berat barang bawaan untuk dibawa masuk ke kabin. lebih dari itu maka harus masuk ke bagasi. Sebenarnya ada sih toleransi, cuma setengah kg saja, jasi maksimal adalah 7.5 kg.
Aku coba timbang dua tas ini, pas banget 7 kg, standard maksimal berat barang bawaan untuk dibawa masuk ke kabin. lebih dari itu maka harus masuk ke bagasi. Sebenarnya ada sih toleransi, cuma setengah kg saja, jasi maksimal adalah 7.5 kg.
Terasa sangat dingin
di Jakarta yang gerah, aku tak sanggup mandi. Siap-siap berangkat sambil masih bolak
balik ke toilet.
Jam 02.00
aku sempatkan kerokan untuk meringankan sakit tubuh. Dalam keadaan itu, tiba-tiba sakit di
perut menyergapku, pusing berat dan mual. Aku rebah dan pasrah. Perjalanan
ini terpaksa aku cancel. Dan aku masih terus berdoa sementara si mbak setia
balurin minyak GPU.
Terakhir, kuseret
tubuhku ke atas sajadah memohon pertolongan Allah swt. Tiba-tiba jam 03.00 aku
merasa sehat. Yaaa Rabb … Alhamdulillah. Waktuku masih ada 30 menit untuk sampai ke bis angkutan
bandara yang berangkat satu jam sekali.
Kalau terlambat hadir di shelter bis maka aku harus nunggu satu jam lagi, dan ini tentu saja beresiko tertinggal pesawat.
Kalau terlambat hadir di shelter bis maka aku harus nunggu satu jam lagi, dan ini tentu saja beresiko tertinggal pesawat.
Tanpa ganti
baju, aku berangkat pakai daster berselimut jaket hoody. Badan full aroma
minyak kayu putih bercampur minyak GPU. Ahahaaa … egepe !!
Bismillahi
majreha wa mursaha, ina Rabbi LaGofurur Rohiiim ….
Teman-teman, ikuti terus petualanganku dengan judul :
One Way Ticket to Brunai (bagian 5)
Serba Online dan Digital di bandara
Sedangkan buat yang belum baca kisah sebelumnya, silahkan klik judul-judul dibawah ini :
One Way Ticket to Brunai (bagian 1)
Pertama Kali Aku Pergi ke Brunai Tanpa Tiket Pulang
One Way Ticket to Brunai (bagian 2)
Ngebut Nyiapin Acara dengan Dress Code White & Gold
Kalau males baca, nonton aja Video Youtube aku, Tutorial Pergi ke Luar Negri Untuk Pemula. Klik ini yaaa ... TRIP TO MALAYSIA AND BRUNAI episode 1
Teman-teman, ikuti terus petualanganku dengan judul :
One Way Ticket to Brunai (bagian 5)
Serba Online dan Digital di bandara
Sedangkan buat yang belum baca kisah sebelumnya, silahkan klik judul-judul dibawah ini :
One Way Ticket to Brunai (bagian 1)
Pertama Kali Aku Pergi ke Brunai Tanpa Tiket Pulang
One Way Ticket to Brunai (bagian 2)
Ngebut Nyiapin Acara dengan Dress Code White & Gold
Kalau males baca, nonton aja Video Youtube aku, Tutorial Pergi ke Luar Negri Untuk Pemula. Klik ini yaaa ... TRIP TO MALAYSIA AND BRUNAI episode 1
No comments:
Post a Comment