Friday, November 30, 2018

Kisah anak kost (4) TAK ADA TART ULTAH, PUDING PUN JADI

Puding buah Tampil menggantikan Tart Ultah, Tulisannya bikin dari jeli berwarna. Sehat, murah, praktis hehee ...


Sesuatu banget deh, bikin nasi kuning di negri yang "cari selembar daun salam udah kaya cari sebutir mutiara" saking susaaah, wkkk. Tapi akhirnya berhasil juga sih, yang penting warnanya kuning kan,  bwa hahaa ... !

Nah yang bingung, gimana bikin kue tart ulang tahun. Ngga ada mixer, loyang, boro2 oven. Lihat-lihat di toko, nemunya jeli dan buah. Ya udah bikin puding buah aja deh ...

Puding buah buat ultah ala aku sih gini bikinnya :

1. Masak jeli yang ada warnanya. Tuang tipis saja sekitar 1 cm di piring. Setelah membeku, Potong berbentuk huruf-huruf yang kita perlukan. Beruntung banget kalau punya cetakan jeli yang sudah berbentuk alfabet. Oh yaa, kalau ada sisa jeli, bisa dituang ke cetakan lain, untuk dinikmati lain kali.

2. Siapkan buah-buahan berwarna-warni, misalnya potongan buah kiwi, potongan pepaya, anggur dan strawberi.

3. Masak juga agar-agar warna putih, sehingga ketika matang menjadi bening seperti kaca. tuangkan sebagai dasar di loyang lebar

4. Ketika agar-agar bening ini setengah beku, susun buah-buahan si sekeliling loyang, lalu tuangkan lagi agar bening diatasnya. hasilnya tentu saja buah-buah ini dapat efek melayang.  Tunggu lagi lapisan ini setengah beku.

5. Ambil beberapa sendok agar bening, campur dengan santan instant, untuk mendapat warna putih. Tempatkan agar-agar putih ini hanya di bagian tengah loyang. Tipis-tipis saja sekedar alas untuk menyusun tulisan, tunggu agak beku.

6. Susun huruf-huruf dari jeli berwarna yang kita buat pertama kali, sehingga membentuk ucapan selamat ulang tahun.

7. Sekeliling ucapan, boleh dihias lagi dengan buah-buahan membentuk bingkai

8. Tuangkan lagi agar-agar bening diatasnya. tunggu mengeras. Jadi deh ... hehehe


Pengalamanku hari ini, bikin tulisan dari jeli rasa anggur. Eeeeh puceeeet banget warna dia, gubrak !! tapi apa daya disini aku ngga punya pewarna apapun. maklum anak kost !
Sampai akhirnya diakalin itu tulisan pake alas putih dari agar-agar plus santan. Warna tetap pucat sebab jeli buah kan transparan, cumaaa lumayan muncul deh tulisannya. 

Saran aku buat teman-teman kalau bikin huruf pakai jeli coklat saja, biar dapat warna lebih solid. Atau bisa juga bikin hurufnya dari buah-buahan yang agak lebar misalnya pepaya atau melon dan semangka. Selamat berkreasi ... !!

Teman-teman ... mampir juga ya di TIPS & TRICK Anak Kost, dengan klik judul dibawah ini :

Kisah Anak Kost (1) Meski Malu Harus Kuakui Aku Rindu

Kisah Anak Kost (2) Biarlah Jendela menjadi Kanvas Puisi Cintaku

Kisah Anak kost (3) manfaat lain kalung ID Card


Senja di Kuala Belait



Wahai langit ... 
mengapa kau lukis wajahmu begitu rupa ?
Apakah merahmu, berkisah cinta lara
birumu indah, berubah kelabu yang gundah ...


Ranting-ranting kasih kini meranggas
padahal ia tumbuh dari pasir putih yang suci
dibelai gelombang laut yang setia

Indahnya pagi kuharapkan
Rindu memandang burung burung liar
Yang menghangatkan tubuhnya


Di ujung dahan kering tanpa pucuk daun
kicaunya melagukan sebait istigfar
bersamamu aku tentram



Puji Hasti

Kuala Belait, Medio November 2018



Monday, November 26, 2018

Sriwijaya Culinary Center, Tempat Makan Apik Depan Taman Cantik Stasiun Kota Malang

Makan di kaki lima, apalagi di depannya stasiun ... kebayangnya kumuh yaaa ? Tapi ini ngga lho !


Sebetulnya aku dapat kupon sarapan dari Hotel tempatku menginap. Dengan kupon itu kami gratis sarapan di Cafe Morse, tepat di gerbang hotel. Demi mendapat view yang lebih luas, aku pilih meja di lantai dua.
Dari situ terlihat, rupanya dari cafe ini sampai depan stasiun, ada taman yang rindang dikelilingi warung nasi. Ahaaa ... justru ini bikin penasaran dan mengajak kita untuk meng-eksplor lebih jauh. 

Selesai sarapan mampir kesitu. Di gerbang tertulis " SRIWIJAYA CULINARY CENTER ", aku coba masuk. Warung-warung nasi berderet rapi melengkung, di hadapannya ada kursi dan meja logam yang seragam untuk semua warung. kemudian dipisahkan oleh jalanan yang bersih, ada sebaris area outdoor untuk lesehan diatas tikar dengan meja rendah tentu saja.

Berbatas pagar tembus pandang, kita bisa menikmati kesejukan taman yang rindang, lengkap dengan area bermain untuk anak. Di taman ini tertata rapi kursi-kursi. Di ujung taman ada juga kursi yang tersusun dalam trap kebawah, berbentuk setengah lingkaran sehingga pantas jika digunakan nonton semacam perform gitu.

Di beberapa spot dekat tempat duduk ada tempat cuci tangan. Tersedia juga toilet umum buat pengunjung yang memerlukannya, diujung deretan warung nasi, yaitu dekat hotel Morse.

Yang bikin nyaman makan disini adalah adanya peraturan " Pengamen Dilarang Masuk ". 

Destinasi seperti ini membuatku kagum pada penggagasnya, entahlah siapa. Apakah pemerintah daerah atau swasta. Yang jelas ini adalah usaha memberdayakan usaha kecil, menghargai calon konsumen yang perlu makan, sekaligus upaya memperindah kota Malang. Great !!

Baca juga petualanganku wisata di kota Malang dengan klik judul di bawah ini :


Silahkan tulis komen atau pertanyaan disini yaaa ....

Sunday, November 25, 2018

Cinta Pandangan Pertama Buat KAMPUNG BIRU di Kota Malang

Ada kampung Biru di dekat stasiun Malang


Ngga sengaja milih Hotel di depan stasiun kota Malang. Alasannya hanya karena kereta tiba dini hari, kupikir biar bisa cepet istirahat, gitu aja maksudnya.

Pas sarapan, ada yang cerita bahwa di dekat situ ada Kampung Biru dan Kampung 3D yang warna-warni. Whaaa ... aku penasaran pingin lihat Kampung Biru ala kota Malang. Bayangin aja, sahabatku untuk dapat destinasi kampung biru itu, harus jauh-jauh wisata ke Chefchaouen di Maroko lho.

Niat hati abis sarapan pingin naik angkot atau beca ke lokasi Kampung Biru, tapi rombonganku berlarian begitu saja menuju ke lokasi. Ya sudah, aku coba ikuti dengan berjalan cepat. Ternyata memang dekat sekali, jalan kaki ngga sampai 15 menit lah dari stasiun. Ketemu pertigaan yang pertama, kita sudah menemukan gerbang dengan tulisan " KAMPUNG BIRU AREMA ". Tidak ada loket untuk membeli tiket masuk. Jadi seperti sewajarnya saja kita masuk perkampungan biasa. Woow ... Gratis nih ?!

Aku coba memperkirakan seberapa lama waktu yang diperlukan untuk blusukan ke kampung Biru dengan mencoba menyusuri trotoar di sebuah jembatan yang lebar. Dari jembatan terlihat pemandangan berupa hamparan lembah yang diselimuti dengan aneka rumah dengan cat serba biru. Untuk tembok, secara umum terlihat berwarna biru terang sedangkan untuk cat genteng berwarna biru tua. Beberapa tembok di lukis juga, tetap nuansa biru. Sungguh pemandangan yang asik dan unik.

Masih diatas jembatan tersebut, aku dengar sebagian rombonganku berteriak-teriak kegirangan, mereka melihat satu sisi lembah yang lain, rumah bercat warna warni. Akupun menyebrang jalan dan berdiri memandangi lembah dari sisi itu, warna warninya yang ceria memang menggoda. Tapi hatiku sejujurnya sudah jatuh cinta pandangan pertama pada si Biru, ahaha.

Oke ...  rela deh terpisah beberapa saat dari rombongan. Dalam hening kususuri damainya Kampung Biru. 
Teman-teman baca terus petualanganku di kota Malang dengan klik judul di bawah ini :

Terbang dari Bukit Paralayang di Batu, Malang

Silahkan tulis komen atau pertanyaan disini sini yaaa ...






Padamu Sungai Aku Berguru






Wahai sungai ...  

Ajarkan padaku tentang teguhnya kesetiaan

Setia pada mereka yang berkhianat dua kali
Agar tak kusiapkan benci pada kali yang ketiga
Bukankah sepanjang masa ...
Dilemparkan padamu segala nista
Kau balas mereka dengan aliran kehidupan

Demi rindumu untuk menyatu pada lautan
Kau belai lembah tanpa pilih kasih
Terkadang ia hutan penuh semerbak bunga
Terkadang ia lembah penuh duri
Kepada Siapapun dibawahmu
Kau hanya bermaksud memberi

Manusia menyebutmu penghuni bumi
Sedangkan jernihmu cermin Sang langit
Nanti … di luasnya lautan
Kau hempaskan segala beban
Yang ditimpakan padamu sepanjang jalan

Dalam kemurnian cintamu kau melayang
Kemudian terbang melintas ruang
Tapi kemanakah engkau hendak datang 
Kepada bukit dan gunung yang menghadang
Kesetiaanmu yang terdahulu akan kau curahkan


Puji Hasti
Kuala Belait, 25 Nov 2018



Friday, November 23, 2018

Terbang dari Bukit Paralayang di Batu, Malang

Merasakan terbang bebas bagai burung terkadang menjadi dambaan kita manusia. Ambil jalan simpel saja pake paralayang ditemani instruktur handal.


Dari berbagai tempat wisata paralayang, kali ini aku pilih Bukit Paralayang di jalan Songgokerto kecamatan Batu - Malang - Jawa Timur. 

Konvoi tiga sepeda motor, dari kota Malang ke Batu, sengaja memilih melewati desa-desa yang dipenuhi kebun jeruk. Yaaa sejauh mata memandang, yang terlihat hanya hamparan kebun hijau berhias titik-titik oren sang jeruk yang tampak segar.

Jalan berkelok-kelok dan sering kali sangat terjal, sehingga kadang sepeda motor berjalan sangat lambat meski gas sudah pool, mungkin keberatan juga oleh penumpangnya, wakakakaa ! Tapi semua kesulitan di perjalanan, segera sirna ketika sampai di puncak bukit. hamparan pemandangan yang indah terasa menyejukan jiwa.

Untuk menghilangkan lelah perjalanan, kami mencari minumam hangat dulu. Banyak warung dan kafe berderet rapi disitu. Rata-rata makanan berat harganya Rp.20.000 sedangkan minuman Rp.10.000.

Setelah itu, baru kita datangi semacam posko tempat daftar paralayang. Petugas pendaftaran dan instruktur terlihat duduk-duduk santai disitu. 

Ternyata biaya satu kali terbang, untuk satu orang adalah Rp.400.000. Durasi penerbangan sekitar 5 sampai dengan maksimal 10 menit. Alamaaak ... mending jadi burung aja kalii wakakaaa !  Kata mereka, biaya ini include asuransi jika terjadi sesuatu yang buruk, dan include biaya ojek motor untuk balik ke puncak bukit, setelah kita terbang dan mendarat di lembah. 

Oow ... berbeda dengan info dari petugas hotel tempatku menginap di Malang. Mereka bilang biayanya cuma 150.000 per orang. Padahal hari itu adalah weekday, aku datang hari kamis. Waah berapa ya biayanya kalau weekend. Oh yaaa itu juga biaya untuk tourist domestik, kalau tourist mancanegara lebih mahal. Duh ... ! Padahal aku tuh sudah menyamar sebagai orang Turki lhoo ... biar di-mahal-in. Ternyata ketahuan aku orang jawa,  bwahahaaa ... !! hidung-nya ga bisa diajak bohong, mancung ke dalem.


" Beneran nih cuma 5 sampai 10 menit? Haduh perjalanan ke sini aja hampir dua jam." aku protes sambil tertawa
" Betul. Untuk pemula 5 menit cukup, maksimal 10 menit. Dan itupun jika cuaca baik." kata mereka

Baiklah akhirnya aku bayar juga, tapi izin untuk shalat ashar dulu. Yaaa ...  berdoa dulu dong takut ada apa-apa pas terbang ... hehehe. Sebenernya takut kan, tapi penasaran.

Selesai shalat, beberapa instruktur bersiap dengan parasut paralayang. melewati deretan cafe menuju area yang cukup luas dengan kemiringan ke arah lembah sekitar 35 derajat. Kita dipersilahkan menyiapkan tongsis alias selfie stick. lalu memakai alat-alat pengaman berupa tali-tali dan safety belt. 


Berjalan cepat dalam kemiringan daaaan ... terbaaaaang. seperti apa pengalaman terbang diudara ? anakku yang pendiam bisa teriak teriak, terbang dengan segala keisengan instrukturnya. 

Kadang dikasih manuver gerakan lumba-lumba. kadang dibawa meluncur deras kebawah, atau naik cepat ke udara. Dua kali dia dibawa balik lagi ke bukit seolah mau landing kemudian dibawa pergi lagi jauh melayang-layang ke arah lembah.

Ketika dua anakku yang lain sudah mendarat di lembah, kurang dari 10 menit terbang , si pendiam ini masih terus dibawa keliling diatas perumahan dan terbang rendah ke arah balai kota. Total mencapai hampir 20 menit. Sayang sekali Batre HP low bahkan off, sehingga sebagian kejadian tidak terekam. Akupun tidak merasa sayang untuk memberi tambahan uang saku untuk instrukturnya. 


Secara keseluruhan Ngga nyesel deh cape cape kesitu dan bayar segitu, Memang seru koq.


Teman-teman .. sempatkan juga baca cerita seru aku yang lain 


Jangan lupa tuliskan komen dibawah ini yaa ... makasih






Thursday, November 22, 2018

Selfie Sampe Gempor di AMAZING ART WORLD, Bandung

Satu kata deh ... SPEKTAKULER !!! latar foto dengan konsep trick 3D

Lokasi-nya ke utara sedikit dari Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Letaknya di sisi barat jalan Setiabudhi. Area parkirnya luas banget dengan resto menghias di area depan parkiran sedangkan Mushala di area belakang.

Pertengahan tahun 2018 aku kesana, harga tiket masuk sekitar Rp. 130.000 per orang untuk weekend. Tapi kalau membawa kartu pelajar atau kartu mahasiswa dapat diskon Rp. 30.000. Lumayan laaah, hehehe. 

Di awal kita masuk area Amazing Art world, sepatu kita wajib dititipkan, tentu saja pas mau keluar bisa diambil lagi. Untunglah aku memakai kaos kaki, sebab ternyata di dalam Amazing Art World sangat dingin.

Area segitu besarnya dihias dengan lukisan yang ngga kira-kira bagusnya. Ruangan demi ruangan dilukis full dindingnya dan dilukis juga sebagian besar lantainya. Menurut petugas disana total dinding yg dilukis ada 150 dan memang keren semua dan dibuat sangat Perfect. 

Aneka thema lukisan dinding dikelompokan. Ada Thema  sea zone, snow zone, Love Zone, Horor, Eropa, Dinosaurus, Monas, Mesir dll. 

Pengunjung diberi tahu sudut pengambilan foto terbaik, dengan tanda kamera dilantai. Dibidik dari situ maka orang yang difoto akan dapat efek 3D, yaitu kita yang difoto dengan lukisan menyatu. hasil fotonya nanti terlihat seolah, kita ada dalam sebuah film yg di-screen shoot.


Di tengah track kalau mau ke toilet, tersedia toilet yang bersih. Mendekati area keluar ada kantin dan toko souvenir. Puas banget selfie dan wefie di Amazing Art World.

Sebaiknya kosongkan memory HP atau kamera, sebelum datang kesini. sebaliknya Batre HP atau kamera isi penuh deh atau kalau perlu bawa kamera cadangan, hahaha ... beneraaan !! Jangan lupa bawa air minum di tas, karena kita akan terus bergerak, dan berjalan selama selfi berjam-jam. 

Buat yang merasa ga doyan selfie coba deh kesini, pasti akhirnya selfie juga. alasannya pilihan background lukisannya terlalu indah dan menggoda. Kedua, itu lukisan variatif, dari yang dramatis, romantis, historis, herois, yang unik sampai yang unyu-unyu.
kita udah bayar segitu ya sekitar Rp.130.000 untuk masuk area, sayang banget kalau ngga selfi. satu saja zona dalam track, kita lewatin tanpa selfie. maka baliknya lagi jauuuh.

Kesimpulan, capek banget selfie disini, setara jogging tiga sampai empat jam. Tapi Puas !!!


Baca juga info tempat wisata lain yang aku tulis :


Jangan lupa tulis komentar yaaa ... Makasih

Rekreasi Gratis di Taman Kiara Payung, Jakarta Selatan

Taman Kiara Payung adalah area publik yang cocok untuk berolah raga, bermain atau aktivitas refreshing lainnya. 


Dulunya ini adalah area kosong yang kumuh. Di Zaman Gubernur DKI Jokowi - Ahok, disulaplah tempat ini menjadi area terbuka hijau untuk umum. 

Taman ini selalu dirawat, dibersihkan dan dirapikan oleh sekitar empat petugas kebersihan. Dilengkapi satpam yang siaga 24 jam bergantian, agar taman tidak disalahgunakan untuk hal hal yang negatif. Satpam juga mengatur parkir dan lalu lintas jalanan di depan Taman yang hanya muat satu mobil tapi tetap digunakan dua arah.



Pemandangan yang lumayan indah disini, membuat kelompok remaja sering datang hanya untuk selfie dan wefie. Ada lapang basket di area depan dan ada Track Jogging buat yang mau olah raga. Danau imut dengan teratai yang indah, banyak dihuni ikan warna warni. Hal ini membuat banyak ibu-ibu yang menyuapi anak balitanya disini. Disediakan juga wahana bermain dengan ayunan, panjat-panjatan khusus anak dan balita.

Pada siang hari saat taman relatif sepi, kadang taman ini digunakan untuk shooting sinetron. Minggu pagi sekelompok ibu-ibu meramaikannya dengan senam aerobic. 

Awalnya, ada lantai papan kayu yang di design menjorok ke tengah danau, sangat artistik. Sekarang hancur dimakan waktu. akhirnya bekas area tersebut cuma ditanami tanaman hias. Beberapa tempat sampah juga mulai retak dan rusak. Begitu juga ring di lapangan basket. Semoga Gubernur yang baru segera memperbaikinya agar tetap indah dan fungsional. 

Fasilitas tambahan disini adalah Toilet itupun dibangun atas inisistif petugas sekuriti dan korlap.

untuk sekedar ganjal perut, terkadang ada sekitar tiga gerobak jajanan mangkal bergantian. Ada juga warung camilan dan minuman milik warga sekitar taman.


Secara garis besar menurutku taman publik yang gratis ini tetap menyenangkan

Baca juga tulisanku yang lain, dengan klik judul dibawah ini : 

Terbang dari Bukit Paralayang di Batu, Malang

Dan jangan lupa tinggalkan komentar disini yaaa ... 


Monday, November 19, 2018

Kisah anak kost (3) MANFAAT LAIN KALUNG ID CARD




Sebagai anak kost, sekali lagi aku dibuat bingung urusan gorden, wakakaaa. Kali ini gorden untuk jendela kamar tidur. 


Aku terperangah sekaligus geli, melihat hanger yang tersedia untuk kain tirai. Apa coba ?? wakakaaa … Ini ya, secara bentuk mirip kabel one core yang juga berlapis isolator, bedanya ini bagus untuk direntang karena agak elastis. Dia membentang diatas jendelaku, diantara dua buah paku kecil.

Owh … andai ini di Jakarta, pasti aku sudah kabur ke toko perlatan gorden. Cari pernak pernik instant khusus gorden. Tapi ini Kuala Belait. Pertama aku belum hafal lokasi-lokasi berbagai toko. Kedua disini nyaris ngga ada kendaraan umum. Ketiga kalau siang disini panasnyaaa minta ampun, dan kalau malam suasana kota cepat sepi jadi toko-tokopun cepat tutup.

Ya sudah … Aku coba lihat peralatan jahitku yang hanya sekedar keperluan travelling saja. Kuperhatikan lagi keadaan jendela kamar tidurku, berikut sang tali gantungan gorden yang seolah mengajaku bermain.

Hmmm, bagaimana cara aku menggantung tirai yaaa ?? Bagian atas tiraiku sudah banyak lipitan sehingga sulit ditembus kabel. Aku butuh tali, tapi disini aku ga punya koleksi tali …
Kecualiiii … yaaa kecuali cadangan tali sepatu. Daaaan ah yaaaa … di mejaku ada kalung ID card bekas acara seminar, itu juga bisa jadi tali gantungan kan, ahaa !!

Let’s do it :


1.     potong2 tali ID card, samakan panjangnya
2.     lipat dan jahit potongan tali ke kain tirai yang tersedia
3.     kalau semua tali sudah terpasang pada tirai, masukan kabel ke dalam semua tali yang sudah terjahit
4.     rapikan agar lebar tirai sesuai lebar jendela. Misalnya dengan menjahit lipit beberapa bagian atas jendela. retangkan kembali kabel pada dua paku.
5.     Naaah … selesai sudah, sekarang tirai terpasang di jendela.

Buat teman2 yang punya kasus sama denganku, kalian fleksibel yaaa mengganti kabelnya dengan apapun, bisa saja: tali tambang, tali rafia dll. Tapi sesuaikan dengan berat tirainya ya. Sedangkan untuk tali penggantungnya kalian juga bisa menggantinya dengan tali apa saja yang kalian punya. Mungkin pita, tali kur, bahkan mungkin saja kan kalau kalian ganti dengan ring kecil, gelang-gelang yang seragam, dan lain lain.

Kadang hidup tak seperti biasanya, memaksa kita berfikir Out of the box. Enjoy aja yaa hehee.

Kalian bisa lihat TIPS & TRICK yg lain dengan klik judul dibawah ini :

Kisah anak Kost (1) MESKI MALU HARUS KUAKUI AKU RINDU