Sunday, November 11, 2018

One Way Ticket to Brunai (Bagian 1)


Pertama Kali Aku Pergi ke Brunai Tanpa Tiket Pulang



Dari dua ratus orang peserta Diklat Ekspor Pusdiklat Kopukm&perdagangan DKI di Lenteng Agung, cuma tiga orang diundang untuk masuk kelas gratis Pelatihan Promosi Eksport, yang diselenggarakan oleh PPEI dibawah Departemen Perdagangan. 


Aku segera ngontak Pusdiklat dan DagluDKI Jakarta, lalu kirim berkas-berkas persyaratan via email. Alhamdulillah ... dalam dua jam dapat kepastian “Lolos dan berhak“ untuk  ikut pelatihan akhir bulan November ini di Jakarta.



Masalahnya adalah, bulan ini juga aku ada jadwal ngurus Dependent Visa di Brunai, yang bersyarat VOA atau Visa On Arrival. Artinya, ajuan visa distempel di Imigrasi bersamaan dengan aku masuk ke negara tersebut. 

Selama ini aku ke-enakan, bolak-balik antar sesama negara ASEAN kan ngga usah pake Visa masuk. Asalkan kita tinggal di negara tersebut maksimal  14 hari. 
Lha kalau masih ada keperluan lewat dari 14 hari bagaimana ? Ya sudah, aku masuk dulu ke negara di sebelahnya, besoknya balik lagi kan terhitung hari pertama lagi. 

Cara ini ngga selamanya manjur, ada saat pihak imigrasi negara tersebut, ngasih cap masuk sambil di tulisin tanggal. Katanya, "Bunda ... dua bulan setengah, istirahat dulu ya.  Tak bisa masuk sini dulu. Lewat masa tu bebas lagi lah." Bwahahaa ... itu petugas imigrasi bosen lihat tampangku. Engga juga sih memang gitu regulasinya, hehe.

Nah dengan Dependent Visa, aku rencananya akan ambil masa tinggal di Brunai, maksimal satu tahun. Karuan saja dalam rentang masa tersebut, aku bisa bolak balik kemana saja, cuma jadi bebas tinggal lebih dari 14 hari. Tentunya dengan syarat ada orang di Brunai yang menjamin kita dan bayar sekitar Rp.600.000, begitu. Penjamin kita di Brunai bisa saja pemegang Visa Kerja disana. 



Kupikir aku harus cepat berangkat ke Brunai, biar bisa cepat pulang, dan bisa ikutan Training di PPEI. Oke, harus segera pesan tiket lewat online !! Nyoba dari traveloka dan situs booking ke maskapai penerbangannya langsung.

Tau sendiri yaaa, pesan tiket mepet waktu … omg, harganya ampuuun ! Makanya aku biasa pesan sekitar dua minggu sebelum tanggal berangkat, untuk dapat harga yang relatif lebih murah. Kecuali untuk keadaan peak season misalnya libur natal dan tahun baru, aku bisa pesan dua bulan sebelumnya.


Dari semua tiket yg mahal itu, dipilih-pilih dan di cermati lagi, ternyata ada jam yang harga tiketnya miring, yaitu Sabtu jam 06.10. Ahaa lumayan, hemat 300.000 dibanding yang lain. Langsung booking deh...


Sekarang bingung mau pesan tiket pulang. Heemmm … berapa lama waktu yg dibutuhkan pihak imigrasi Brunai untuk ngasih Dependent Visa? Aku ngga punya kepastian. Yang jelas sudah coba mengurus hal ini dari embassy di Jakarta. Hadeuh udah sampe patah hati deh itu urusan ga kelar-kelar.

Oke aku tetap akan berangkat, tanpa tiket pulang. 
Bismillah …

Teman-teman, baca terus petualanganku ke Brunai dengan klik judul dibawah ini :

One Way Ticket to Brunai (bagian 2) 
Ngebut Nyiapin Acara dengan Dress Code White & Gold

One Way Ticket to Brunai (bagian 3)
Jati Cina oh Jati Cina



One Way Ticket to Brunai (bagian 4) 
Antara Berangkat atau Batal

Kalau males baca,  nonton aja  Video Youtube aku, Tutorial Pergi ke Luar Negri Untuk Pemula. Klik ini yaaa ... TRIP TO MALAYSIA AND BRUNAI episode 1



No comments:

Post a Comment