Thursday, August 18, 2022

Bisnis Semudah Bernafas

Pernah terpikir, kenapa teman-temanku dari Bali pinter nari, membuat patung dan pekerjaan-pekerjaan Seni lainnya. Faktanya ayah ibunya seniman. Kerabat dan tetangganya kebanyakan seniman. 

Apakah ini faktor genetik atau pengaruh lingkungan ? Lantas, Aku yang lahir dari kaum urban, tercerabut dari akar leluhur bagaimana cerita nih ? ahahaaa ...

Cerita dikit yaaa …

Waktu kecil, setiap sore aku ngaji di sebuah mushola. Mushola itu tepat di belakang rumah ustadz kami . Pekerjaan pak ustadz adalah membuat aneka pakaian berbahan kaos. 

Orang menyebut usahanya adalah konveksi. Jarak konveksi dengan Mushola kurang dari 1 meter. Jadi konveksi adalah pemandanganku setiap sore yaaa … hehehe.

Ketika masuk SMP, aku hobby lari pagi (eh jalan sih … wkkk ) setiap Minggu pagi. lintasan yang kulewati sepanjang 4.8 km adalah sentra pengrajin kaos. Lagi-lagi lingkungan terdekatku adalah konveksi. Uhu uhuuu …

Teman sebangku di SMP adalah sahabat dekat sampai sekarang. Adiknya mempunyai usaha konveksi. Produk utamanya kaos, tapi aku tahu dia biasa mengerjakan seragam sekolah mulai dari kemeja, rok sampai jaket almamater.  

Saat aku SMA, abangku kerja di Tanggerang. Jaringan pergaulannya di Tanggerang, banyak memerlukan seragam. Abang sering dapat pesanan kaos, sebab sablonan yang di desain oleh abang disukai banyak orang. 

Aku yang stay di Bandung, sering diminta menguruskan pesanan abang, ke berbagai konveksi di Bandung. Aku memeriksanya, lalu mengirimkan ke Tanggerang. 

Terkadang, aku harus menunggu barang pesanan di konveksi tersebut. Menyaksikan semua kegiatan di workshop, mulai dari memotong bahan, mengobras, sampai packing.

Suatu saat, teman abang dari Jogja menemuiku, di Bandung. Dia perlu 1000 kaos promosi untuk sebuah perusahaan. Dia menentukan budgetnya. Sekali dengar saja, aku tahu ke mana aku harus bergerak. Harganya masuk jika aku hubungkan ke adiknya teman sebangku aku waktu SMP. 

Deal … order pertamaku lancar. 

Beberapa bulan kemudian teman abang datang lagi. Pesan dengan jumlah lebih banyak. Tapi harga minta lebih murah. Hal seperti itu tetap mudah untukku. 

Di bangku kuliah dan di dunia kerja, aku terhubung dengan lebih banyak orang. Banyak dari mereka berasal dari berbagai penjuru tanah air. 

Saat mereka perlu kaos dan berbagai jenis seragam, aku tentu saja sudah punya jaringan untuk memenuhi order. Tak hanya jaringan Bandung, tapi di berbagai kota.

Setelah Aku menikah dan punya anak, semua jaringan tetap terjaga bahkan bertambah. Tongkronganku saat itu adalah studionya anak-anak design. 

Proses print digital mempermudah kami di studio untuk menggarap order satuan atau grossiran. Terkadang kami kerjasama untuk menggarap print digital diatas barang-barang seperti : pin, gantungan kunci, mug, tumbler/botol, piring, tote-bag, kain, daaaan tentu saja kaos juga.


Kalau aku punya mesin pin diameter 14 cm, maka temanku beli mesin pin diameter yang lebih kecil. Teman yang lain beli mesin print mug atau print kaos digital. dengan itu kami bisa saling oper orderan.

Dalam rentang waktu tersebut, aku menggarap berbagai orderan, kecil ataupun besar. Termasuk menerima order seragam di sekolah anakku. Satu sekolah muridnya kira-kira 720 orang.

Jadi kesimpulan, menurutku bisnis kaos dan seragam itu semudah bernafas, ahahaa lebay ngga nih? 

Ya gambarannya kira-kiranya begini, misal saat menghirup nafas aku mendengar orang perlu kaos atau seragam, maka saat menghembus nafas aku sudah tahu, siapa di jaringanku yang bisa memenuhinya. 

Langkah selanjutnya, menjaga kontak kesana dan kesini. Bikin kontrak atau perjanjian ke pemesan dan penerima pesanan. Posisiku lebih banyak dalam mengkonsep,dan men-design gambarnya. 

Selanjutnya mengorganisir berbagai sumber daya. Kucoba berdiri di dalam sebuah jaringan suplay dan demand, menjaganya agar adil dan seimbang. 

Sudah, begitu saja .... 

Serius nih, ngga pernah ada kerumitan ? yaa sekali-kali ada. Aku melihat kerumitan tersebut, sebagai pelajaran terbaik dari Tuhan Yang Maha Mendidik. Selalu ada hikmah dibalik peristiwa. 


Teman-teman yang udah baca tulisan ini boleh banget lho, ninggalin pesan di kolom komentar dibawah ini yaa ... 

Silahkan klik judul dibawah ini, untuk membaca juga, tulisan aku yang lain :

Bisnis semudah Tersenyum

Bisnis semudah bersenandung


#seriemak-emakdoyanbisnis



Wednesday, August 17, 2022

Bisnis Semudah Bersenandung

Mengantar makan siang anak ke sekolah, adalah momen bertemu orang banyak. Tercipta interaksi dengan sesama orang tua murid. Saat mendengar curhat, aku coba beri solusi. Bermula dari melontarkan ide, tiba-tiba terciptalah bisnis baru.

Salah satu yang sering bertemu denganku adalah Meri, kedua putri Meri kebetulan sekelas dengan anak-anakku. kami biasa bertemu saat sama-sama mengantar makan siang ke sekolah. Kami juga sama-sama menjemput anak, saat jam bubaran sekolah. 

Suatu saat Meri curhat bahwa putrinya ngga mau pisah tidur di kamar anak. 

"Sudah besar masih saja tidur bareng orang tua." keluhnya. 

Kebetulan aku kenal baik dengan kedua putrinya. Aku sering melatih mereka untuk pentas sekolah. Aku perhatikan ransel dipunggungnya, tempat pensilnya, sepatunya. Hmmm ... semuanya serba pink bergambar princess dari Disney.

Aku beri ide pada Meri, untuk menghias kamar putrinya dengan segala sesuatu berbau princes. barangkali itu menjadikan mereka betah berlama-lama menikmati kamar mereka sendiri. Dan berangsur menjauh dari kamar orang tua.

Dia kaget sekaligus senang, saat mendengarnya. Dia ingin mencoba ide itu. Aku diajak melihat kamar putrinya.

Di kamar itu, aku mencatat beberapa hal, yang bisa didekor dengan nuansa princess dan warna serba pink. Diantaranya adalah : 

- sprei, sarung bantal guling dan bed cover diganti thema princess

- head tempat tidur, juga perlu dibikin senada dengan cover berwarna pink

-       gorden kamar diganti dengan warna senada dengan area tempat tidur

- ada container plastik tiga laci, bisa dibuatkan taplak diatasnya dengan saku-saku penyimpanan di kanan kiri

- ada kaleng tempat menyimpan koleksi kertas kado, bisa dicover juga

- ada tempat tissue, ini bisa dihias dengan boneka princess berbaju manik-manik pink

- area tembok yang kosong, kupikir bagus jika dibuatkan tempat pernak pernik, lengkap dengan tempelan nama kedua putri Meri.

Nah ... Ide sudah aku berikan, Meri setuju dengan semua ideku. Tapi ternyata, Meri justru memintaku mewujudkan semua ide tersebut. Olalaaa … 

"Okelah hanya dan hanya, demi persahabatan aku bersedia melakukannya." begitu pikirku saat itu.

Selanjutnya, akupun mulai menjahit, meronce manik-manik, menghias kaleng tempat kertas kado dan berbagai pekerjaan lain. Semua kulakukan di rumahku. Kami merahasiakan hal ini dari keluarga Meri.

Dua Minggu kemudian semua selesai… Tibalah saatnya kami menghias kamar putri Meri. 

Dan taraaa ... Kini kamar selesai disulap jadi bernuansa princess dan serba pink. 

Kami menunjukkan pada putri Meri sebagai kejutan sepulang mereka dari sekolah. Dan aku sangat terharu dan bahagia melihat secara langsung reaksi kedua putri Meri berjingkrak gembira atas  perubahan yang drastis pada kamar mereka. 

Meri puas dan menganti semua biaya, berikut ongkos pembuatannya. Sejak itu putri-putri Meri tidur di kamar mereka sendiri, tidak lagi tidur di kamar orang tua. masalah selesai yaaa ... 

Ternyata ... Kejadian ini cepat beredar dan jadi bahan pembicaraan diantara murid-murid. Selanjutnya beredar pula diantara orang tua murid. 

Dan tahukah kalian … tiba-tiba aku dapat telpon dari Ibunya Reina. Dia minta kamar Reina didekor juga. Bagaimana bisa nolak, Ibunya Reina juga sahabatku. Oke, ini proyek kedua. Sebagian pekerjaan aku kerjakan sendiri, sebagian mulai aku delegasikan pada pihak lain.

Setelah itu, berturut-turut proyek selanjutnya : kamar Hana, kamar Gina, dan seterusnya. Semua didesain secara custom sesuai selera dan kebiasaan masing-masing anak. 

Bukan hanya kamar anak-anak perempuan. Aku juga dihubungi oleh sesama orang tua murid untuk mendekor kamar anak laki-laki. misalnya kamar Falih dan Pasha. Tentu saja dengan nuansa yg maskulin. Misalnya Pasha memilih Thema Valentino Rossi pembalap favoritnya, untuk thema kamarnya. 

Begitulah ... bisnisku saat itu, dimulai dengan memahami masalah orang, menawarkan ide yang memberi solusi, lalu aku bertanggung jawab mewujudkan ide tersebut hingga tuntas. 

Sejujurnya ... Akulah yang menikmati semua detail prosesnya. Sebab menjahit dan membuat craft adalah hobby ku. Dan secara pribadi ada  kepuasan tersendiri setiap melihat ekspesi gembira anak-anak dengan tampilan kamar mereka yang baru. 

Pada akhirnya aku merasakan bahwa bisnisku ini semudah bersenandung ... 


Teman-teman yang udah baca, silahkan ya kalau mau nulis komentar di kolom yang tersedia dibawah.

Dan yang mau baca cerita bisnisku yang lain bisa klik link dibawah ini :

Bisnis Semudah Bernafas

Bisnis Semudah Tersenyum

#seriemak-emakdoyanbisnis




Bisnis Semudah Tersenyum

Dulu saat pindah ke kota ini, Aku memilih sekolah buat anak-anak terlebih dahulu ,  baru mencari rumah tinggal yang tak jauh dari sekolah, hahaa. 

Maklum yaa … si sulung pas naik kelas 3 SD, bersamaan adiknya masuk kelas 1 SD, dan satu lagi adiknya masuk TK. Tiga anak aku taro di satu sekolah, yang kebetulan ada TK dan SD nya sekaligus. 

Tibalah saatnya rapat orang tua murid. Entah kenapa, setiap aku menghadirinya selalu terpilih jadi ketua Korlas ( kordinator Kelas ). Bahkan kemudian menjadi sekretaris Komite di tingkat sekolah.

Ada beberapa tugas korlas, salah satunya mewakili orang tua murid untuk membantu dua orang guru wali kelas demi kelancaran belajar-mengajar di event tertentu.

Posisi ini membuatku akrab dengan berbagai pihak, mulai dari kepala sekolah, guru-guru , semua orang tua murid dan juga murid-murid terutama yang satu kelas dengan anakku

Korlas turun tangan saat ada kegiatan outing class, yaitu kunjungan murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah misalnya ke kantor pos atau berbagai musium. Korlas juga membantu guru wali kelas untuk persiapan berbagai lomba. Baik lomba antar kelas atau antar sekolah. 

Selain itu Korlas juga berbagi ide dengan guru wali kelas untuk persiapan pentas siswa di panggung sekolah. Aku melakukan semua tugas Korlas dengan enjoy. Toh anakku ada di kelas tersebut, aku bisa sekalian mengawasinya.

Pada suatu acara Buka Puasa Bersama di sekolah, setiap kelas diberi waktu oleh panitia untuk tampil di panggung. Pantangan bagiku jika tampilan kelas, diwakili hanya oleh murid-murid terlucu, tercantik, terpinter, atau ter... ter... lainnya. Konsepku adalah semua anak layak tampil di panggung. 

Dengan persiapan yg pendek, aku mengkoordinir orang tua murid. Menjelaskan konsep pementasan lalu membuat kepanitiaan kecil. 

Anak2 dibebaskan memilih peran yang kutawarkan sesuai minatnya masing-masing. lalu dipadukan dalam sebuah bingkai cerita. terciptalah ide pentas singkat padat dan mudah.

Setelah itu semua anak dilatih, Tarrraaaa …  anak2 tampil bagus dengan kemampuan mereka sebagai anak SD. Alhamdulillah ...





Nah secara pribadi, aku merasa sayang, kalau moment mereka tampil di panggung itu lenyap begitu saja. Maka aku abadikan dengan handycam. Sssttt ... sebenernya tuh handycam ini dibelikan bapak mertua, saat aku disuruh shooting pernikahan adik ipar. hihihi, property gratisan ini tuh.

Hasil shooting tersimpan dalam kaset mini-DV yang muat durasi cukup Panjang. Ya sudah, sekalian saja aku shooting penampilan semua kelas yang tampil di panggung. 

Hasil rekam dari mini-DV di-convert ke piringan DVD sebagai master. Kemudian DVD master di copy ke keping2 DVD lain. Hasil copy DVD ditempeli label lalu dilengkapi dengan cover bergambar. 

DVD Copy-an ini aku bagikan pada teman-teman sesama orang tua murid. Mereka mengganti ongkos copy berikut jasa shooting dan editing yang aku keluarkan. Terjadilah sebuah transaksi jual beli. 

Awalnya aku hanya merekam saja. Semua pekerjaan diserahkan pada sebuah perusahaan dengan bayaran tertentu. Karena kurang puas dengan hasil kerja mereka, sedikit demi sedikit aku belajar melakukan convert dan edit sendiri menggunakan komputer rumah. 

Desain label dan cover berikut peng-copy-an DVD juga dikerjakan sendiri di rumah.

Saat itu belum zamannya HP bisa merekam video, jadilah semua orang tua murid satu sekolahan memesan dan membeli copy DVD padaku. 

Begitulah seterusnya, aku membantu aneka kegiatan sekolah, sambil merekamnya. Dalam 4 tahun di sekolah anak-anakku saja, lahir lebih dari 20 VCD rekaman kegiatan sekolah yg dijual pada hampir seluruh orang tua murid. 

Jumlah murid kira-kira 720 siswa. dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Akhirnya aku hanya produksi saja, penjualan VCD diserahkan ke Tata Usaha sekolah, dengan berbagi fee.


Pernah ada temanku sesama orang tua murid, punya beberapa anak. Satu anaknya sekelas dengan anak bungsuku.  Tapi anak dia yang lain sekolahnya berbeda. 

Dia mengenalkan aku ke kepala sekolah yang lain itu. Dia memperkenalkan aku sebagai videografer dan video editor. Owalah ... mahluk-mahluk apa itu yang disebut temanku, akupun ngga tahu. 

Pertama mereka minta aku shooting wisuda sekolah, Akhirnya mereka langganan minta direkamkan untuk acara-acara khusus sekolah tersebut. Alhamdulillah...

Sejujurnya, Bisnis ini bener-bener ngga pernah direncanakan atau dikonsepkan. Mengalir begitu saja.  Keuntungannya lumayan besar. Modal berbanding laba, kira kira 20% : 80%. 

Waktu yang dibuang juga sebetulnya sedikit. Kita ngga cape secara fisik, sebab ini ranah kerja kreatif. Yang jelas kecapean adalah komputer dan printer, hehe heheee. 

Bisnis dijalankan dari rumah, tetap dekat dengan anak-anak, ini yang terpenting.

Ada pesaing ? Ya pernah, ada satu dua orang yang kemudian ikut bisnis seperti ini di sekolah. Aku ngga masalah sama sekali. 

Pertama, karena toh orang-orang di sekolah sudah terlanjur mencari aku untuk produk ini. 

Kedua, karena dari segi kwalitas, mungkin aku bukan yang terbaik, tapi aku sudah lebih dulu terlatih jatuh bangun di lingkup sekolah-sekolah ini. 

Yaaa misalnya, Aku mulai hafal berapa kaset mini-DV dan baterai cadangan yg harus kubawa saat shooting wisuda. Jadi saat kameramen baru kelimpungan, kurang ini - kurang itu, aku tenang-tenang saja. semua sudah siap.

Aku juga mulai hafal untuk Gedung tertentu bagaimana mengakali pencahayaannya. Aku hafal dimana sebaiknya aku berdiri untuk pengambilan gambar terbaik. Semua itu hasil try and error selama menjalani bisnis ini. Pendatang baru mungkin saja lebih jago dari aku, tapi terlambat belajar mengadaptasi sikon.

Hingga kemudian, ... terjadilah distrupsi. Beberapa orang mulai punya HP yang bisa digunakan merekam video. 

Kupikir inilah saat yang tepat aku harus segera hentikan bisnis ini. Beralih pada usaha lain yang jauh lebih menarik.

Waktu berlalu, hari berganti. Membuat pentas panggung adalah bahagiaku. Merekam dan mengedit pementasan juga sangat menyenangkan. Apalagi pas dapat uang dari sana, ahaaay senang sekali. Maka buatku menjalankan bisnis ini adalah semudah tersenyum.


Semoga ada waktu, pingin banget upload video-video tersebut ke chanel Youtube Puji Hasti. amin ...

Buat teman-teman yang udah baca tulisan ini, boleh banget ya kalau mau komen, silahkan ditulis dikolom dibawah ini. 

Dan yang mau lanjut baca cerita-cerita tentang bisnisku silahkan klik link judul dibawah ini yaa 

Bisnis Semudah Bersenandung

Bisnis Semudah Bernafas

#seriemak-emakdoyanbisnis