Tuesday, October 6, 2020

Pemberontakan KEBO PUTIH

Tugas 3.3 JW83
Pemberontakan KEBO PUTIH
Oleh : Puji Hasti
🍁 Haka sedang duduk berhadapan dengan seorang tamu, ketika aku masuk ke ruangan itu. Segera tangan Haka memberi isyarat, agar aku ikut duduk bersama mereka.
“ Asti ..., temanku ini seorang aktifis waktu kuliahnya dulu. Dia menggerakan pasukan yang besar untuk beberapa demo di ibu kota. Benarkah yang kukatakan ?” Seperti itu, Haka mulai memperkenalkan tamunya padaku.
Setelah menghembus asap rokok, sang tamu tersenyum, lalu mengangguk padaku.
“ Yaaa … itu dulu, zaman kuliah.“ Pandangannya menerawang, seolah ingin menembus langit2 ruangan.
“ Dan tahukah kamu Asti ? Gara-gara mimpin demo, dia malah jadi dekat dengan pemerintah saat itu.” Haka menoleh padaku dengan senyum. Telunjuknya diayun ke arah tamu.
“ Yaaa, betul. Bahkan sampai sekarang. “ Sang tamu mengangguk lagi
“ AD-DINNU SIASAH ! …. Bla bla bla… ( sensor : lengkapnya ada di versi novel ) “ Demikian kebiasaan Haka, suka tiba-tiba mengucapkan kalimat dalam Bahasa arab.
🍁. Tak lama kemudian Haka bangkit, meninggalkan kami. Jadi, akulah yang kemudian menemani tamunya. Dari obrolan tersebut, aku jadi tahu seperti apa hubungan mutualisma dia dengan pemerintah yang dulu dihujatnya.
🍁 Sudah sore, Haka belum juga kembali. Hingga akhirnya sang tamu berpamitan. Akupun berangkat untuk sebuah perjalanan. Bergerak menuju arah surya tenggelam, menikmati lukisan alam.
🍁. Semburat hitam di langit jingga. Segurat kenangan masa kecil singgah tiba-tiba. Masa ketika, ibu menidurkanku dengan sebuah cerita.
“ Dahulu kala, di keraton Demak. Jaka Tingkir terusir dari kraton, karena sebuah masalah yg dianggap pelanggaran. Setelah itu terjadi kekacauan, disebabkan seekor kebo putih mengamuk. Tak ada yang bisa menaklukannya. Raja gelisah, rakyatpun resah. “
Tentu saja ibu mengisahkannya dengan sangat memukau. mimik wajah dan nada bicaranya melambungkanku ke alam tak terjangkau. Ibu melanjutkan kisahnya,
“ Datanglah Jaka Tingkir, dia menaklukan amukan kebo putih. Atas jasanya itu, Raja mencabut kembali pengusiran atas diri Jaka Tingkir. Bahkan menghadiahkan keraton Pajang padanya. Tak hanya itu, rajapun menitipkan putri kandungnya untuk pendamping hidup. “
🍁 Seperti biasa ayah duduk tenang ikut mendengarkan. Namun besoknya ayah memanggilku. Katanya,
“ Asti, Ibumu berkisah sejarah dalam bentuk cerita rakyat. Haruslah dalam Bahasa yg mudah dicerna awam, dan menentramkan masyarakat. Sesungguhnya disana ada kiasan dan isyarat. Temukan isyaratnya dan terjemahkan. Dari sana ada banyak pelajaran yang bermanfaat.”
Beliau melanjutkan,
“ Kebo/kerbau ngamuk adalah kiasan dari demo, kerusuhan, dan pemberontakan. Mengapa kebonya putih ? Putih lambang suci bersih. Berarti dalang dari pemberontakan adalah kelompok orang yang dikenal suci atau rohaniawan.”
🍁 . Saat itu, Aku belum sanggup mencerna penjelasan ayah. Semuanya masih samar dan gelap. Segelap lukisan senja yang kini berganti malam. Ingin rasanya segera sampai di tempat tujuan. Akan kubuka lagi lembaran novel yang di tulis Om Pram. Novel itulah yang merinci gaya pemberontakan Kebo Putih.



🍁 . Kisah ken Arok di Tumapel (1182 - 1247), telah diulang nyaris sempurna oleh Jaka Tingkir di Demak (1549 - 1582). Dan kisah mereka berdua, diulang kembali oleh tamu Haka yang tadi siang kutemui.

*******

“ Sungguh pada kisah-kisah mereka itu, terdapat pelajaran bagi orang-orang yang menggunakan akal.” ( Al Qur'an Surat Yusuf ayat 111 )

No comments:

Post a Comment