Monday, October 5, 2020

Misteri LAPTOP & BAKSO


Andai pita waktu bisa dilipat-lipat, mungkin aku yang saat ini dewasa bisa bertemu dengan aku di masa kecil. Dan andai dimensi ruang bisa diterjang mungkin dalam satu waktu aku bisa berada di beberapa tempat. Adakah orang yang lepas dari dimensi ruang dan waktu ?
*****************
“Ini kantor Bu, bukan hotel. Hayo bubaaar bubar sudah jam 11 malam.” Kata Pak Rudi, Lead team B, sambil tertawa. Ransel sudah tergantung di punggungnya. Team B sudah bubar sejak jam 7 malam. Sedangkan Team-ku masih berjibaku di PC atau laptop masing2.
“ Deadline-ku besok jam 8.30 Pak. Gambar kami mau dibawa ke site besok pagi. Kalau ga kelar, nganggurlah puluhan pekerja disana. Uuuuph. “ kutangkupkan kedua telapak tangan di kepala. Kemudian sejenak bersandar di kursi, memandang Edu dan Rian yang memilih kerja lesehan jauh dipojok ruangan. Mereka masih bersemangat walau sudah sangat Lelah.
“ Hahaa, Itu resiko kita yang kerja di Design office ya. Kalaupun Boss ngga ngomelin, tetep aja tanggung jawab sosial memaksa kita begadang berhari hari demi menyelesaikan ratusan gambar.” Pak Rudi melangkah ke pantry yang letaknya hanya 2 meter dari meja kerjaku. Lalu dia menyeduh dua cangkir kopi. Secangkir kopi disodorkan ke mejaku.
“ Owh Thanks Pak Rudi.” Kuraih cangkir itu dan kuseruput kopi panas perlahan. “ Ini malam keempat aku begadang. Bisa tidur dua jam dalam sehari, menjadi sebuah kemewahan di situasi seperti ini.”
“ Ya ampun sampai segitunya cara Bu Asti mempimpin Team A ? Atau ini special case dampak dariiii … eemh … “ Mata Pak Rudi spontan melirik meja Hanna.
Akupun mengikuti arah pandangan matanya. Sejenak tertegun, entah kenapa aku merasa lampu di atas meja kerja Hana agak remang dibanding lampu-lampu lain. Ah sudahlah aku ngga peduli.
“ Pak Rudi tahu sendiri, aku kehilangan satu orang terbaik dalam teamku. Dan HRD belum dapat pengganti yang pas. “ bicaraku hanya semacam berguman.
“ Aku ikut prihatin Bu. Gadis semuda itu, sungguh tak percaya bahwa dia sudah tak ada lagi.”
“ Jumat lalu kami masih chating tentang progress design proyek ini. Tiba-tiba Senin subuh aku terima berita duka. Uuuuh … “ Aku menarik nafas panjang, Lalu kuusap wajahku
“ Seberapa besar dampaknya untuk Team A ?” Tanya Pak Rudi .
“ Sebagian file yang dia kerjakan di kantor, sudah terintegrasi ke PC-ku. Itu aman. Tapi sebagaian yang dikerjakan saat survey di site, masih ada di laptop dia. Celakanya aku ngga bisa buka password laptopnya.” Kupijit-pijit celah diantara kedua alis, peningku sudah sampai ke ubun-ubun.
“ Ooooh jadi Team A lembur sampe bagadang begadang, untuk menanggung kerjaan almarhumah yang file-nya terkunci di laptop ?” Pak Rudi melirik Edu dan Rian yang tekun memainkan mouse di samping laptop masing-masing.
“ Yup, mau gimana lagi. Senin dan Selasa, anak-anak IT kusuruh utak atik laptop Hana untuk jebol password-nya. Ga berhasil. “
“ Ah, anak-anak IT mah cari simple. Maunya nge-format ulang laptop biar bersih lagi. Mana mau mereka susah payah ngebongkar password demi menyelamatkan data dari ratusan file yang tersimpan di dalamnya.” Kalimat pak Rudi menyadarkanku pada alasan mengapa dalam dua hari password tidak berhasil dijebol team IT.
Pak Rudi melirik jam tangannya sesaat. Aku jadi ikut mengecek jam di sudut kanan atas layar monitor PC-ku. Terbaca 23.25.
Pak Rudi melepas lagi ranselnya, diletakan disebelah mejaku.
“ Keberatan ngga, kalau aku lihat laptop Hana? ” Tanya dia tak kuduga.
“ Oke ambil aja, tuh di laci meja dia. “ Sebagai sesama Lead, aku yakin Pak Rudi cukup ber-empati pada keadaan Team-ku
Pak Rudi mengambil laptop dari laci meja Hanna. Lalu mulai membukanya di meja sebelahku.
“ Boleh aku coba otak atik password-nya yaa … ? “
“ Terserahlah … aku udah coba belasan kemungkinan password. Ga berhasil. Soalnya dia rutin mengganti password tiap awal bulan.” Aku memang hopeless.
“ Bu Asti, password itu kan biasanya sesuatu yang lekat dengan kehidupan orang yang membuatnya. Dan saya pikir orang yang rajin mengganti password tentunya punya pola tertentu agar tidak merepotkan dirinya untuk mengingatnya. “
“ oooh … Iya yaaa. Betul juga.” Aku tersenyum.
“ Bu Asti, pernahkan tahu salah satu password yang dia buat ?” Caranya bertanya seperti sebuah interogasi.
“ Emh … yaaa … sekali waktu dia pernah minta tolong aku kirimkan file dari laptopnya yang sedang dia tinggal di kantor. Dan dia bilang buka aja laptopnya dengan passwordnya. Emh … cirengmakicih, huruf kecil semua. Tapi itu sudah hampir setahun yang lalu, Pak .”
“ Aaaah oke … “ Pak Rudi menjadi sangat bersemangat “ Ayo coba ingat-ingat lagi, pernahkah dia menyebut password lain, ayo Bu ingat-ingat.”
Kupejamkan mata coba mengingat2 berbagai peristiwa yang terjadi antara aku dengan satu-satunya engineer perempuan di Team-ku. Akhirnya aku Cuma bisa geleng kepala.
“ Ngga ada pak, Cuma itu yang aku ingat.”
“ Hmmm … oke. Ngga apa-apa. Tapi bagaimana Ibu sanggup mengingat kata 'cireng mak icih' sebagai password laptop Hana ? Padahal peristiwa itu sudah setahun yang lalu.” Lagi-lagi nadanya interogarif.
“ Heee … Itu camilan rutin kami saat sama-sama garap proyek di desa kecil di Tasikmalaya. “ Aku tersenyum membayangkan lagi camilan teman begadang kami dulu.
“ Ahaaa … tolong sebutkan makanan Favorit yang pernah ibu dan Hana nikmati bersama saat di proyek. “ Pak Rudi tampak sangat bersemangat.
“ Buat kami, Ngga ada yang namanya makanan favorit. Hampir semua makanan yang disukai mayoritas perempuan, kami berdua juga suka. Pak Rudi bisa googling lah. ” Aku mulai menatap layar PC. Ada notifikasi, Edu mengirimi email dengan melampirkan 20 gambar yang harus segera aku periksa.
“ Oke Bu Asti, saya coba yaa … “ Kata pak Rudi menyadari aku pindah konsentrasi ke PC-ku sendiri.
Hening … aku dan Pak Rudi sama sama sibuk di meja masing masing. Edu kulihat berusaha melanjutkan pekerjaannya. Rian sedang asik memainkan jarinya di layar HP. Di lantai sekitar mereka berserak bermacam-macam snack.
“ Tik tak tik tok tik tak tik tok “ suara jam dinding terdengar jelas dalam sunyi.
Aaah, kopi mulai bereaksi di lambungku. Ada rasa perih entah karena terlalu sering diguyur kopi atau memang benar-benar lapar. Kuingat-ingat Terakhir makan sehabis shalat ashar. Jadwal makan sudah kacau balau. Kulirik lagi pojok kanan atas layar PC-ku. 23.59. Huh pantas juga kalau lapar.


“ Teng terengteng teng tik teng tik teng tik teng …” Suara mangkok bakso dipukul dengan sendok. Aaah itu suara Khas kalau Mas Barjo memukul mangkuk bakso sambil keliling mendorong gerobak baksonya
Aku berdiri sambil berseru,
“ Yes. Bakso barjo lewat, siapa lapaaar ? Pak Rudi mauu … ? Eduuu … Riaaan … mau bakso Barjo ?”
Ketiganya menatapku beberapa detik, tapi aku ngga peduli. Segera mengayun langkah meninggalkan mejaku. Toh aku memang bermaksud mentraktir mereka semua.
“ Oh My God … baksobarjo ! Kita berhasil Bu Asti, passwordnya ternyata 'baksobarjo', pakai huruf kecil semua.” Kudengar suara Pak Rudi berteriak dengan gembira.
Di depan jendela pantry aku mendadak berhenti, nge-freeze. Rasanya dunia berhenti berputar beberapa detik. Tanpa menyibak tirai jendela pantry, aku sangat hafal pemandangan di baliknya.
Aku putar kembali badan perlahan ke arah pak Rudi dengan bingung. Kutatap wajahnya sangat sumringah karena berhasil menembus password laptop Hana setelah berkutat 35 menit.
Yaa … dari jam 23.25 sampai jam 24.00. Tepat tengah malam. Kenapa aku jadi merinding ?
“ Pak Rudi mendengar suara mangkok bakso Barjo barusan ? tanyaku masih tegang.
“ Ah ya, tentu saja saya dengar diluar ada semacam suara mangkuk bakso dipukul. Bergerak dari ujung sana ke ujung sini.” Dia menunjuk arah pantry.
“ Tapiiii … tapiii … ruang kerja kita kan ada di lantai 15 gedung ini pak. “
Pak Rudi spontan menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Sekarang ada dua orang yang terbengong-bengong. Bagaimana mungkin ada tukang bakso di balik jendela pantry lantai 15 ?
Hana … Oh Hana. Bakso barjo adalah makanan yang terakhir kita nikmati Bersama. Di malam Jum’at tepat seminggu yang lalu.

***********

Cerpen "Misteri LAPTOP & BAKSO" adalah Tugas 1.3 di kelas JW83.
baca juga cerpen aku yang lain dengan klik link dibawah ini


Makasih kalau teman-teman menyempatkan untuk meninggalkan saran dan pesan atau komentar di kolom di bawah ini.





No comments:

Post a Comment