Tuesday, October 6, 2020

INSIDE OUT

Tugas 4.2 JW83
INSIDE OUT
oleh : Puji Hasti
Pikiran kita adalah sebuah semesta raya. Dia bukan sebesar tempurung kelapa. Darinya terbentuk sikap dan tindak. Atasnya Tuhan minta pertanggung jawaban, kelak.
🐥 Hari jumat, terjadi peristiwa yang membuatku tak nyaman. Justru ditengah asiknya aku menulis sebuah naskah yang ingin kusetor.
🐥 Sabtu siang, kucoba melanjutkan naskah yang kemarin baru enam paragraf. Tulis, hapus … tulis lagi, hapus lagi. Duh apa ini ? Aku termenung sejenak. Mengapa jadi sulit meneruskannya. Kemarin sebelum peristiwa itu terjadi, menulis sangat lancar dan mudah.
Eeemh … Kuhembus nafas panjang. Lalu kucoba membuka naskah lain. Ahaaa, yang ini baru dua paragraf. Kubaca, sekali … dua kaliii … tiga kali … Huph … byuuur … Aku coba terjun menyelam ke dalam cerita itu dan mencoba menulis. Alhamdulillah Berhasil tiga paragraph lalu PYAAAR … BETS … !! Oowh koq macet lagi ? Uuuuuh …
"Apa iniiii … ada apa ini ? Aku bukan orang yang bekerja tergantung mood. Kenapa ? hey kenapa ?" Kesal rasanya, melihat jemari diatas keyboard tapi tak satupun kalimat bisa terungkap.
Kulirik kalender, Kamis dan Jumat selalu jadi hari tersibuk. Lelah badan itu biasa. Tapi peristiwa itu, nyeseknya di jiwa.
Celakanya aku baru menulis separuh ideku. Jangan sampai Sabtu ga setor tugas lagi !
“ Ayo Puji. Jangan menyerah … paling-paling ini cuma tembok tipis yang harus didobrak. “ Aku menyemangati diri sendiri.
Sekali lagi kuhirup nafas Panjang. Aha ... aku ingat. Ada sebuah lagu yang pernah membuatku sangat lancar menulis sebuah cerita. Dan cerita itu sudah dibukukan dalam buku antologi aku yang kedua. Yess, akan kucoba dengarkan lagi lagu itu, semoga membantu.
Kubuka Youtube dan kuketik " Himawari No Yakusoku " Ya, janji bunga matahari 🌻.. Tayang gambar Dora emon dan Nobita. Bibirku tersenyum, tapi video klip dan nadanya membuatku sangat ingin menangis. Lagu kuputar dua kali. Hati mulai nyaman …
Kulihat lagi naskahku. Kupaksakan menulis satu halaman. Hmmm … berhasil, tapi sangat kering. Ini ngga gue banget. Simpan aja, Ngga usah tayang !!
Akhirnya, kuhempas tubuh disofa. Kusambar sebuah naskah di meja. Cerita panggung buatan penulis favoritku. SLAP … drama tiga babak setebal 141 halaman selesai kulahap. Haaai … hatiku mengapa semakin kusut ? Aku Lelah dan tertidur masih dengan kaca mata.
🐥 Minggu siang, kucoba lagi melihat 3 naskah yang semuanya belum selesai. Memaksa diri untuk menulis. Yaaa, berhasil dan saat kubaca ulang … kering juga.
Aaargh … Apa peduliku dengan hasilnya. Yang penting kan sudah mencoba nulis !! Setelah itu … “ simpan, simpaaan saja, ini seperti bukan tulisanku !”
🐥. Minggu sore, putriku melendotkan tubuhnya padaku. Lalu mulai merayu,
“ Bu, nonton bareng sekeluarga yuuk … Aku dan kakak tugasnya udah pada selesai koq.”
“ Hemm Boleh. “ Kataku setelah menimbang-nimbang “ Nonton apa nih ?”
Anak-anak berunding, lalu sepakat nonton film lama dari pixar berjudul INSIDE OUT



Hanya film kartun, Tokohnya RILEY seorang anak yang bete karena dibawa pindah dari kota kelahirannya Minnesota ke San Francisco. Perubahan suasana rumah dan teman sekolah mengacaukan keadaan psycologis-nya.
Joy dan teman-temannya adalah penghuni alam pikiran Riley. Joy si faktor pemberi rasa bahagia, berjuang keras memimpin temannya si wajah biru pemurung yang bernama Sadness. Mereka berdua berpetualang hingga ke alam bawah sadar.
Anger si tubuh merah yang pemarah, ditemani fear si kurus yang penakut dan disgust si tukang jijik, mencoba bertahan membentuk alam fikiran Riley.
Ternyata tanpa Joy dan sadness, Riley mulai kehilangan rasa kekeluargaan bahkan sampai hilang kejujuran.
Kulirik putri bungsuku menangis, ketika film sampai pada suatu adegan. Satu demi satu bola kenangan manis Riley di masa kecil menghitam lalu hancur di alam bawah sadar. Gajah pink, si teman khayal di masa kecil, juga pupus tubuhnya setelah berjuang keras hadir lewat mimpi.
Sekarang, Kutakar suasana hatiku dengan film Inside Out.
Aaah ... mungkin aku cuma seperti Riley di ujung film itu. Aku butuh menangis sejenak. Meledakkan rasa kecewa dan sedih atas peristiwa kemarin. Andaipun permasalahan tidak selesai. Setidaknya komposisi hatiku normal kembali.
Joy dan Sadness dalam hatiku … kembalilah bertakhta seimbang di alam fikiranku. Aku memerlukan kalian berdua, tak hanya demi tulisanku tapi demi keselarasan emosi hidupku.

No comments:

Post a Comment