Wednesday, January 18, 2023

Indomie Tanpa Mie


Rinai gerimis di pagi yang dingin. Jam 8 baru saja lewat, lalu lintas di depan café cukup ramai. Beberapa sepeda motor berhenti. Pengemudinya membeli sarapan tanpa turun dari kendaraan mereka.

Tiba-tiba Mobil merah berhenti di area drive thru. Kaca jendela mobil turun perlahan.  Wanita setengah baya melongokan kepala. Pandangan matanya disapukan ke deretan sarapan yg dipajang.


“ Apakah disini jual indomie kuah ?” Tanya wanita tersebut.

“ Ada tante. Take away atau dine in ?” Jawab si Boy dengan ramah

“ Dine in deh, supaya bisa disantap panas-panas .” Jawabnya.

“ kalau begitu silahkan menunggu di dalam. “ Si Boy mengarahkan ke pintu masuk area dine in. 

Seorang lelaki seumuran wanita tadi, turun dari belakang kemudi. Mereka memilih tempat duduk di meja nomer 2.


Si Boy menunjukkan tempat cuci tangan, lalu menyerahkan buku menu.

“ Pesan Indomie tiga ya Dek.” seru si Tante. Si Boy terlihat bingung.  Bukankah orangnya Cuma dua, tapi pesan indomie tiga.

“ Taaapi … jadiin satu mangkok “ Tambah si Om.

“ Ooooow ? … siap Om “ Si Boy memberi isyarat hormat.

“ Jangan lupa pake telor tiga juga ya. “ Ujar si Tante

“ Taaaapi mie nya disingkirkan saja” Sekali lagi si Om menambahkan.

“ Whaa … ? oh oke, siap Om … ehm berarti di magkok tersebut tidak ada mie, hanya ada kuah dan telur, begitukah ? Si Boy memastikan.

“ Yup, kamu cerdas “ Si Tante memberi jempol.


Si Boy bergegas ke dapur. 

“  Bun ! pesan Indomie tiga , dengan telor tiga, tapi mie nya disingkirkan “ kepala Si boy nongol di pintu dapur. 

“ Haaaah ... random sekalee ... “ Aku berguman sambil tertawa, Si boy ikut tertawa lalu kembali ke depan.


" Bismillah ... " Kupikir ngga harus lah aku buka kemasan Indomie, mengambil bumbunya lalu menyisihkan mie nya. Ini saat yang tepat untuk bereksperimen.

Aku Langsung bikin kuah panas, jemariku mengusap rak bumbu dengan cepat.

Untuk rasa aku pilih bumbu soto instant. Tabur deh di kuah.

Untuk mengoreksi rasa aku bubuhkan garam dan bubuk kaldu sapi. 

Untuk aroma aku tambahkan tumisan bawang putih halus. Kebetulan di dapur cafe selalu ada Pernik begini.


Sembari nunggu kuah mendidih ...

Aku didihkan air di wajan yg berbeda. Kemudian aku ceplok tiga telur dengan hati2 supaya bentuknya utuh terutama kuning telurnya. Setelah itu telur di tiriskan.

Di dalam mangkuk ukuran sedang , aku guyur bergantian kuah berbumbu dan telur. Selanjutnya dihias daun selada, terakhir ditabur bawang goreng.

Mangkok ditata atas baki bersama tiga mangkok mini masing-masing berisi rawit iris, bawang daun seledri yg diiris, dan satu lagi berisi bawang goreng. Taraaa ... siap sudah !

Aku pijit bel, Si Boy muncul lagi dengan wajah sumringah, lalu membawa baki tersebut ke meja nomer dua.

Hujan masih gerimis. Pengunjung café datang dan pergi. 30 menit kemudian Si Boy masuk dapur dan mengembalikan baki dari meja nomer dua. Owh berarti pelanggan sudah pergi.

Aku sigap memeriksa, apa yg habis apa yg disisakan pelangan. Kebiasaan seperti itu memberi aku banyak kesimpulan tentang selera customer.

Daaaan … Olalaaa … satu mangkuk indomie tanpa mie, pesanan Om dan Tante bermobil merah, ternyata ludes. Kuahnya juga habis. Hanya satu yang tampak utuh, rawit iris di mangkuk mini hahaha. 

Alhamdulillah … pesanan random pagi ini bisa diselesaikan. Semoga saja mereka memang puas.

#30hariberceritaH-3

1 comment:

  1. Ternyata ada juga ya orang suka makan indomie tanpa mie. Hahahaha

    ReplyDelete