Thursday, March 18, 2021

Antologi Aku Bisa Karya Aqilah dkk

📘 AKU BISA 📚

📘 HP berdering, kulihat nomor tak dikenal. Berdering lagi, terpaksa kuangkat. ternyata seorang kurir bertanya posisi rumah kami. Rasanya ngga belanja online. Koq ada kiriman untukku ?
📘 Sebentar kemudian abang kurir sudah berdiri di depan pintu rumah, menyerahkan bungkusan. Segera kurobek cover-nya yang bertuliskan “ Untuk : Puji Hasti / Aqilah Al Haura
📘. Isinya beberapa exemplar buku berjudul AKU BISA. Tertera penulisnya Aqilah Al Haura dkk. Alamaaak … Si bungsu nulis buku antologi toh.



📘 Kususuri nama-nama team penulis. kaget juga! Ada Emmy Herlina dan Rhea Ilham para manager Area di Komunitas Nubar untuk Sumatra dan Jawa Barat.
Dewi Adikara psycolog yang mengelola 3 blog dan Ribka Imari sarjana Hukum yang aktif mengasuh kelas parenting.
Wah ini mah para pakar Nubar.
Dan hey tungguu … Ada nama Rere alias
Reynilda Hendryatie
. Ini mah penulis favorit aku banget atuh.
📘 Segera kulahap kisah yang ditulis si bungsu yang berjudul MISTERI KEMATIAN BAPAK. Sepenggal diantaranya sbb :
---------- ----------
Baru saja aku melihat siluet itu, tiba-tiba kakiku tidak napak di tanah lagi. Dapat terasa tekanan udara akibat tubuhku yang terdorong jatuh ke bawah.
“ Bapak !”
Aku bingung sekaligus panik. Bapak baru saja mendorongku jatuh ke dalam jurang. Wajahnya begitu sedih dan terlihat terpaksa menjatuhkanku.
Srakk ! mataku membulat sempurna, suaraku tak mampu menjerit saking terkejutnya. Tak percaya melihat apa yang terjadi diatas sana. Sebilah pedang Panjang menusuk bapak dari arah belakang, menembus jantung dan kemudian … dst.
---------- ----------

📘. Yeaaaa … seru juga ceritanya, penuh misteri dan endingnya ga ketebak.
Aku bertanya pada si Bungsu, bagaimana menggali ide ceritanya. Dia bilang...
📘. “ Aku tulis sewaktu ibu mengajak aku keluar kota. Tapi siang dan malam ibu lebih sering meninggalkanku sendirian di lantai dua.
Ibu sibuk di lantai satu, membantu pihak yang sedang dipersekusi oleh kaum intoleran.
Di kamar, aku dapet suasana seremnya. Mendengar suara-suara dari lantai satu, aku dapet inspirasi untuk konfliknya.“
📘 Aku terhenyak dan tertunduk … Lirihku dalam hati,
"Naaak … mungkin Ibu akan sering mengajakmu pergi ke luar kota. Lalu meninggalkanmu di tempat yang ibu pikir aman.

Jadi bersiaplah untuk menulis dan terus menulis.
Cukup satu saja buku antologimu. Setelah ini tulislah buku solo."

No comments:

Post a Comment