Thursday, May 30, 2019

Ngabuburit (5) Indahnya Ramadhan, Bulan Berbagi


Notif WA dari HP berdenting nyaring. Tarawih, tadarus, lantunan munajat masih berlanjut di mushala keluarga, menyambut 10 malam terakhir Ramadhan.

Jam 02.00 malam baru sempat kulihat HP rupanya ada pesanan masuk dari temanku.
“ Mba saya perlu produknya 26 pcs, tapi buat besok. Kirim ke kantor saya, Paling lambat duhur. “

Seperti biasa, Ramadhan aku ga terima order apapun. Bisnis sudah cukup di 11 bulan yang lain. Tapi karena produk ini memang laba penjualannya untuk sebuah acara amal, maka aku layani ordernya, ke-esokan paginya.
Kukirim padanya update harga, motif produk ,berikut jumlah stok-nya. Cepat sekali dia memilih. Dan lucunya ternyata dia bilang dia ngga bisa lihat semua pict yang kukirim. Nekat dia memutuskan beli, berdasar gambar yang remang-remang saja. Maklum beberapa hari pasca kerusuhan 21 & 22 Mei 2019, beberapa medsos drop untuk kirim-kiriman foto apalagi video.

Tapi transaksi terus bergulir. Aku segera packing semua produk berdasar pesanan dia. Sesudah itu kukirimkan fotonya. Diapun segera mentransfer tagihanku, ditambah ongkir go-send. Aku potret barang yang sudah dipegang abang gojek, lalu kirim lagi via WA.

Satu jam kemudian aku tanya apakah barang sudah diterima ? Dia jawab bahkan sudah dibagi-bagikan pada karyawan-nya di kantor. Owh hahaha … pantesan milihnya cepat dan jumlahnya banyak, rupanya buat dibagi-bagi toh.

Aku bersyukur atas transaksi pagi ini, aku menjual dan dia membeli, sama-sama untuk kegiatan amal. Indahnya Ramadhan ... , bulan berbagi.

Siang itu terasa kering kupaksakan diri pergi ke sebuah hipermarket. Banyak pengunjung toko memakai berbagai identitas kantor masing-masing. Sama denganku Mereka belanja produk-produk untuk parcel lebaran. Tanpa canggung aku saling menyapa dan saling berbagi info dengan pengunjung lain seputar produk isi parcel.

Saat membayar di kasir kulihat banyak trolley berderet-deret dipenuhi barang-barang khas parcel. Satu orang membawa banyak trolley.



Menyaksikan ini, aku tertunduk berdoa semoga Allah swt membalas kebaikan orang yang berbagi, dengan yang lebih baik, di dunia dan di akhirat. Dan semoga siapapun yang mendapat parcel bersyukur pada Allah swt dan pandai berterima-kasih pada sesama manusia
Indahnya Ramadhan ... , bulan berbagi.

Perjalanan pulang langit mulai redup, jalanan macet. Aku baru sadar bahwa kami terlupa beli sekedar untuk takjil. Ternyata jalanan lumayan macet.

Kucoba menepis letih dengan mendengar radio. Ga sengaja masuk radio RRI seorang ustadz NU sedang membahas Jihad dalam konteks kekinian. Kalimat-kalimatnya sejuk, ditengah riuhnya berita kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019 yang mendengungkan Jihad melawan pemerintah.

Tiba-tiba kulihat kerumunan di perempatan jalan Fatmawati. Jujur saja sempat rada was-was melihatnya. Lampu lalu lintas merah, mobilku tepat di garis perempatan jalan. pemuda-pemuda berkemeja putih segera menyebar kearah pengendara motor dan mengetuk kaca mobil yang berhenti.

Melihat gayanya yang sopan, Aku coba buka kaca mobil.
“ Permisi Bu apakah perlu takjil … berapa orang ya di dalam mobil?
“ Tiga … “ jawabku ragu.

Dia langsung menyodorkan tiga paket takjil. Akupun segera menyambar uang di dashboard. maksudku agar mereka bisa membagi-bagi takjil lagi besok sore.
“ Tidak perlu bu, kami ikhlas koq.” Jawab mereka sambil cepat berlalu.

Jleb … ! Entah apa yang kurasakan, tapi air mata sudah mengalir perlahan di pipiku. Kutatap 3 bungkus takjil berisi: air mineral, lontong dan pastel. Harganya mudah saja ditebak, tapi ketulusan sikap dan tindakan mereka sudah meluluhkan hatiku.

Dari spion kulihat pemuda-pemuda itu masih terus berhamburan menghampiri kendaraan-kendaraan di belakangku. Sebagian mengangkut kardus-kardus berisi paket-paket takjil, sebagian membagi-bagikan kepada pengendara dengan sopan.

Oh tuhanku … indahnya pemandangan seperti ini, kusaksikan di masjid-masjid dan mushala-mushala, di komplek perkantoran, ditepian jalan dan di perempatan jalan.
Indahnya Ramadhan ... , bulan berbagi. 🙏🙏🙏


No comments:

Post a Comment