Wednesday, January 5, 2022

Mencari Kuliner Halal di Street Food Pulau Reklamasi

Penasaran pingin lihat pulau reklamasi versi terkini. Kabarnya kalau sore menuju malam,  di Pulau C ada street food. Sekalian pingin tahu China Town dan lihat sunset di pantai pasir Putih. Pasukan yang sedang kelaparan segera sepakat. Oke, Lets Go !!                                                                                                                                                     

Tebing Koja dan Danau biru Cisoka sudah kami tinggalkan jauh di Belakang. Pukul 14.00 sekarang. Masih terlalu siang Untuk pulang. 

Dipandu Google map lagi, kami bergerak balik ke Jakarta lewat pintu toll Balaraja Barat. Lalu menyusuri toll dari arah Merak ke Jakarta. Ketika bertemu Toll Lingkar Luar Jakarta kendaraan dibelokkan ke utara. 

Di persimpangan antara bandara Sukarno Hatta dan PIK (Pantai Indah Kapuk) kita pilih flay over, ke arah kanan. Yeaaay … kita sudah tiba di PIK 2 .

Turun dari fly over, langsung disambut pohon palm yang melambai anggun, berderet rapi di sisi kanan jalan. Sedangkan di kiri jalan berdiri megah gedung-gedung sekolah dan Yayasan Buddha Tzu Chi dan Tzu Chi hospital.

Tidak jauh melewati jalanan yang lebar dan rapi ini, kita naik jembatan untuk menyebrang ke pulau reklamasi. Pemandangan di depan mata adalah tugu putih berbentuk pilar-pilar lengkung. Di belakangnya sebuah pohon natal raksasa dengan hiasan kijang menarik kereta pembawa kado.

Di kiri jalan, langsung terlihat barisan tenda2 hijau. Ahaaa … inilah street food tujuan kita. 
Segera cari parkiran !


Berjalan kaki menuju food street, melewati taman bermain anak. Kemudian Kita masuk semacam gerbang berwarna biru melengkung setengah lingkaran. Tampaklah di satu sisi barisan stand kuliner  dengan tenda hijau, di satu sisinya lagi lebih banyak stand-stand berbentuk kubus yang eye catching

Meja makan dari kayu berderet rapi di tengah-tengah. Ini adalah area makan outdoor. Diatasnya Lampu2 bergantungan membentuk garis-garis lintasan yang cantik di sepanjang area street food.

Kami mulai berburu kuliner. 
Kaget juga, ternyata banyak tenda yg menjual menu babi. Sepertinya banyak pemilik stand adalah keturunan China. Tapi penjaga stand-nya banyak juga pribumi yang muslim, terlihat dari garis wajahnya ataupun jilbab yang dikenakan.

Karena kami semua sudah sangat lapar, sejak pagi berpetualang ke Tanggerang 

[ Yang belum baca, silahkan klik disini : Tebing Koja Wisata Dekat Jakarta Yang Instagramable ]

akhirnya kami bertahan disitu, dengan catatan berusaha memilah dan memilih menu yang paling aman untuk muslim. Yaa, pasti terkait dengan halal dan haramnya.

Pertama kali aku terhenti di stand rujak. Ahahaa ..., orang lapar niat makan rujak nih?
Tapi kebetulan berhadapan dengan stand wafel toping ice cream. Nah ini kayaknya halal deh. Pesan wafel dulu satu.

Saat memesan wafel, ternyata di sebelahnya ada stand aneka es buah, waah selain pasti halal ini mah seger banget. Pas buat buang cape di sore yang panas. Pesan deh Es teller dan es buah komplit, masing-masing satu porsi. Mangkoknya cukup besar, dan saat ditambah es serut jadi menjulang dari permukaan mangkoknya. Kayaknya bakalan kenyang banget deh.

Terhalang oleh kasir, masih satu stand dengan aneka es buah, ada nasi dengan menu yang Indonesia banget. Pesan satu porsi nasi dengan pepes. 

Kami mulai duduk-duduk di sekitar situ. Dekat kami ada kios burger. Nanya ke abangnya, ternyata beef nya bisa diganti chicken katsu. Yaudah ini juga bisa dipesan. 

Pas mau makan dibongkar dan dicermati chicken katsu-nya. Beneran ini mah daging ayam, ya udah pesan satu lagi.


Satu orang dari kami, masih berkeliling mencari makanan yang sreg. Lalu kembali bergabung setelah memilih Tacos Mexico isi daging.

“ Yakin halal ?” Tanyaku padanya.
“ Iya …, yang jualnya uda-uda Padang. Aku tanya halal apa engga. Dia sumpah bahwa tacos ini halal, isiannya ayam atau sapi.” Dia menjelaskan.

Oooh ya udah sih, kalau yg jual sesama muslim apalagi sampai bersumpah, ya sebagai pembeli kita di posisi aman.

Kami semua duduk menunggu, lalu semua pesanan diantarkan tak beberapa lama kemudian. Hampir semua makanan dan minuman menggunakan kemasan sekali pakai, lalu buang.

Aku bocorin aja, harga makanan dan minuman di food street Pulau C, buat ancer-ancer buat kalian yang belum nyicip kuliner disini.

Tapi ini harga Desember 2021 lho ya :

1. wafle dengan toping 3 macam es krim vanilla, strawbery dan coklat,  harga 35.000
2. es teller 50.000
3. es buah lengkap 50.000
4. nasi uduk pepes tahu 24.000
5. burger ayam 24.000 
6. tacos mexico satu dus isi 2 ,  isiannya ayam dan sapi harga 42.000 
7. es teh manis 5.000

Aku ngga tau, menurut kalian ini harga yg make sense atau tidak. Buat aku sih, ini bukan tentang belanja makanan tapi membeli pengalaman dan membayar suasana.

Acara makan sudah selesai. Semakin senja, langit beranjak redup. Lampu-lampu menyala, suasana jadi indah. Kami berjalan cepat dibawah lampu-lampu itu, untuk kembali ke parkiran. Niatnya pingin cepet ke Pantai pasir putih biar dapetin sunset

Tampaklah gerbang China Town di sebrang jalan. Cantik menggemaskan seolah memanggil kami untuk sekedar berfoto. 
Nyerah … kita mampir dulu lah sebentaran. Kenapa tidak !


Penasaran pingin masuk, tapi ternyata wajib scan bar code aplikasi peduli lindungi. Sedangkan diantara  kami ada yg belum di vaksin. Maka demi kekompakan, diputuskan untuk sekedar berfoto saja di bagian luar China Town. Aaah itupun serruu …


Setelah itu segera bergegas menuju Pantai Pasir Putih. Masih tetap dipandu Google maps, kami dua kali menyebrang jembatan penghubung antara dua pulau reklamasi, yaitu pulau C dan B.

Setibanya di lokasi ada Kejutan lagi. Terpampang pengumuman bahwa Pantai Pasir Putih ditutup untuk umum, OMG !! Mungkin antisipasi jelang perayaan malam tahun baru, entahlah.

Tapi anehnya koq sangat ramai, dengan tenda-tenda hijau yang mirip dengan street food di pulau C. Bahkan lebih ramai disini, mungkin karena ada live music-nya juga.

Akhirnya kami nekat parkir, dan coba lihat suasana pantai. Betul saja akses ke pantai di halang dengan road barier beton. Kebanyakan orang-orang duduk santai saja sambil makan dan cari angin.


Yaudah numpang foto-foto sebentar, kebetulan pas lagi sunset. Menyadari langit makin gelap, kami kembali ke mobil. Melewati dua kali jembatan, ke pulau B dan C lagi.
 
Dan Olalaaa … Dari ketinggian jembatan, tugu putih kini berwarna warni di tingkah lampu kelap kelip. Food street dan China town juga jauh lebih indah dengan gemerlap lampunya.

Google maps mengarahkan kami untuk menyebrang ke PIK lagi. Entah kenapa, dengan jalan memutar ke San Antonio Beach. Melewati blok Orchestra Beach dan Block Concerto Beach. 

Ruko di kiri jalan lebih banyak berbentuk kafe. Di pelatarannya parkiran cukup luas. Antara parkiran dengan jalan San Antonio dibatasi dengan jalur hijau berhias taman. Jalanan mobil luas dan rapi, pengerasan dengan paving block, di belah dengan jalur hijau ditengah-tengahnya. 

Lampu jalanan dan lampu kafe semarak diantara ramainya orang berlalu lalang. 
Daaan, kenapa ya, aku tak merasa sedang di Indonesia. Halu di malam hari kali yaa, owh Nooo ... !

Akhirnya kami menyebrang kembali ke pulau Jawa. Berdesakan di jalan toll yang macet berat. Di dua lokasi, kulihat Polisi sibuk menilang pengendara yang menggunakan bahu jalan toll. Aku cuma bisa nyengir. 

Lembut alunan lagu Ebit mengiring perjalanan “Aku Ingin Pulang ”. Petualangan hari ini sudah berakhir. Wellcome home ! Selamat datang kembali di kenyataan, hahaha ...


Buat teman2 yang mau tanya-tanya atau berkomentar silahkan tulis pada kolom dibawah. 
Simak juga seri catatan traveling aku di lokasi lain dengan klik link dibawah ini




No comments:

Post a Comment