Tuesday, July 14, 2020

Bikin Donat Pake Blender Satu Jam Bisa Bikin 200 pcs, Mau ?

Bangun tidur Anakku bilang,
“ Bu, semalam aku bikin donat, pake blender. Sekarang udah jadi.”

Haaah ... ! Apa aku ga salah dengar ya. Perasaan Ini bocah paling males masuk ke dapur. Alhamdulillah kalau sudah insyaf, wkkk. berarti Kami bisa sarapan donat pagi ini. Asiiik ... !!!


Sebagai Ibu aku acungkan jempol, untuk memberikan apresiasi padanya.

“ Wah hebat ! tapi koq pake blender toh Nak, bukan pake mixer ?” kataku sambil membayangkan ribetnya bikin adonan donat pakai blender.

“ Emh ... Maksud aku, BLENDER itu nama software untuk bikin Animasi 3 Dimensi bu.” Jawab si anak DKV ini.


“ Owalaaah ... wkkk. Logika emak-emak langsung ke urusan dapur aja nih. Abisnya sih yang dibikin donat. Coba tadi bilangnya bikin film animasi, mungkin kepikir Blender itu software, hehehe. ” Aku nyengir sambil tepok jidat.


“ Iya Bu. Aku juga lagi nyoba, adaptasikan cerita anak yang sederhana jadi animasi. Tokohnya Cuma empat. Udah aku bikin semua. Ibu mau lihat juga ?” Si anak pendiam tumben nih mau cerita-cerita.


“ Mauuu … !!!” Jawabku penuh semangat.


Dia nyalakan laptopnya dan menunjukan file donat yang dibuatnya dengan software blender.



" Wooow,  tekstur donat dan topingnya persis kaya donat beneran. Berapa lama bikin satu donat ini ?" Tanyaku penasaran.

" Untuk bikin yang pertama agak lama. Sekitar enam jam. Tapi kalau sudah jadi satu, aku bisa copas sampai 200 pcs per satu jam. Hehehe. kalau mau toping yang lain bisa aku edit." Senyumnya tipis.


" Ngga usah ... makasih, hahaha. Ibu pesan by gofood aja deh. Satu donat aja bisa bikin kenyang. daripada 200 pcs gambar semua" Tawa kami berderai.


" Ibu, jadi mau lihat design karakter tiga dimensi yang aku buat ?" Dia mengingatkanku pada karyanya yang lain.


" Iya dong. Mana, ibu mau lihat." Aku serius memperhatikan layar monitor.


" Ibu baca dulu deh ceritanya. Barusan udah aku kirim by email." Ini anak selalu punya cara untuk menghemat bicaranya. 


" Ahaha ... padahal mah pinginnya sih diceritain aja, sama designernya, Hehehe." Tak urung kubuka email lewat HP.


Ternyata ceritanya seperti ini :



Rubah dan Kucing
       Pagi itu udara begitu segar. Matahari menghangatkan seluruh penjuru hutan dengan sinarnya yang kuning keemasan. Saat yang tepat untuk semua binatang keluar dari rumah mereka untuk berjemur. 
       Demikian juga dengan rubah dan kucing hutan. Mereka bertemu di bawah pohon beringin di tepi hutan. Padang rumput membentang luas di hadapan mereka. Rubah berbaring terlentang meregangkan kaki-kakinya di atas sebuah batu. Kucing asyik menjilati bulu-bulunya, duduk tenang di sampingnya. Mereka bercakap-cakap dengan akrab. Rubah itu sedang menceritakan kelihaiannya untuk menghindari musuh. 
       "Dengan kecerdikanku, aku punya seratus macam cara untuk melarikan diri dari musuh," kata rubah dengan bangga.
       "Aku cuma punya satu," jawab kucing. "Tapi cara itu selalu bisa aku andalkan." 
       Ketika kucing itu sedang mendengarkan berbagai macam kisah kecerdikan rubah, telinga mereka yang tajam mendengar puluhan kaki berderap mendekat. Mereka segera bangkit, berdiri tegak mengamati cakrawala.Ternyata di kejauhan tampak banyak sekali anjing pemburu berlari mengiringi pemburu-pemburu yang mengendarai kuda.
       Kucing dengan sigap melompat ke atas pohon beringin. Ia melakukan satu satunya cara yang ia ketahui, naik pohon dan bersembunyi. Dari dalam lubang di atas pohon, di balik daun daun, ia berbaring mengintip.
       "Ini caraku," bisik si kucing pada rubah di bawah pohon. "Apa caramu?"        
       Rubah itu berpikir keras, ia berpikir satu cara, lalu cara lainnya, dan begitu seterusnya. Para pemburu itu sudah semakin dekat, dan anjing-anjingnya berlari mendahului. 
       Ketika ia sudah memutuskan satu cara, semuanya sudah terlambat. Anjing-anjing lebih dulu menangkapnya ketika ia sedang berlari berputar-putar kebingungan. Dengan mudah sang pemburu menjeratnya dan memasukkannya dalam karung.
       Kucing melihat semuanya di atas pohon, lalu ia berkata pada dirinya sendiri, "Lebih baik melakukan sesuatu yang sederhana daripada hanya memikirkan banyak cara tapi tidak dilakukan."

Selesai membaca aku bertepuk tangan.
" Yeeeaaay ceritanya bagus. Sedehana tapi ada hikmah yang bisa dipetik. Nah Ayo ceritakan bagaimana langkah-langkah kisah tersebut dijadikan animasi."
Dia melirik kearahku sambil tersenyum lalu mengajakku melihat layar monitornya.
"  Pertama sih aku corat-coret tokoh-tokoh dalam cerita tersebut mengunakan Photoshop. Terus setiap tokoh itu aku bikin dari empat sudut pandang. Yaitu dari depan, belakang, kiri dan kanan. seperti ini kira-kira." Katanya sambil klak-klik berpindah dari satu file ke file lain.

" Hmmm ... rasanya tokoh kucing mengingatkan ibu pada bentuk dasar geometris kotak dan serigala ini mengingatkan pada bentuk segitiga terbalik."

" Hehe Iya bu, aku itu kalau bikin tokoh Baik, biasanya mengambil bentuk dasar kotak dan lingkaran dalam design karakternya. sedangkan untuk tokoh jahat aku sering mengambil bentuk segitiga terbalik. seperti ini jadinya." Dia menunjukkan empat tokoh yang dibuatnya masih dalam dua dimensi.

" Owh gitu yaaa ... " kataku menganguk angguk senang karena dia jadi bicara agak banyak.

" Nah terus gambar ini di taro di software blender. Bentuk awalnya cuma kaya kubus, tanpa sisi atas dan bawah. Sesudah itu sih tinggal dibentuk sesuai harapan kita dengan menarik bagian-bagiannya. istilah ibu dalam bahasa sunda mungkin di-benyeng-benyeng."

Aku menikmati semua yang dipamerkannya padaku. Aku bersyukur setidaknya Liburan semesternya di masa New Normal pandemi covid-19 ini, dia punya kesibukan untuk menuntaskan rencananya ini.

#designcharacter
#animasi3DdenganBlender

No comments:

Post a Comment